Thursday, June 15, 2017

Selang Waktu

April 2015,
Fondasi ini kubangun dengan sendiriku..
Tak pernah tahu kapan kudapatkan atap tuk jadikannya rumah.
Lalu kau hadir seolah membawa atap.
Seolah menawarkan jadi yang teduh.

Agustus 2015,
Kau tinggal tapi tak tetap.
Kau bawa atap tapi tak terpasang.
Kau, asa yang tak pernah bisa kucapai.
Empat bulan berlalu, fondasiku yang tentu tersemat buatmu entah tinggal tak terhirau.
Nurani memaksa tuk berhenti mengejar atap yang kau bawa.
Namun kau datang menawarkan atap disaat aku berhenti berlari.
Kau dan aku sekarang rumah.
Rumah kosong yang menunggu untuk diisi.

Maret 2016,
Tak terasa rumah kita penuh sesak
Namun kukuh nyaman
Kadang ku datang bawakan sampah.
Kau marah namun tak apa.
Kau tinggal menelurkan debu.
Aku marah namun tak apa.
Tapi sayang, tak sekalipun karsa ku membuka pintu.

Agustus 2016,
Rumah semakin penuh..
Sesekali kau mengaduh.
Seringkali ku berang.
Dalam diamku, kau selalu coba raih gagang pintu..




Saturday, January 7, 2017

Laut

Entah berapa musim tlah berlalu
Kau pikir cintaku berlalu?
Pikiranpun tak mampu bayangi

Sayangku..
Kau berada di satu jembatan
yang memaksakanmu tuk terjun ke satu lautan
Lautanku mungkin dalam dan terjal
Bak samudra luas
Membuat kau bingung arah mana yang kau tuju
Membuat kau ragu sejauh mana kau akan menelusur
Membuat kau tersesat, menunggu arus yang membawamu saja

Tapi tidak, kan?
Kau memilih kembali ke jembatan itu
Kau....
Entah aku tak mengerti
Kau ragu...?
Kau tak sedang memilih tuk terjun ke laut lain,
mencari hal baru yang mungkin lebih mengejutkan, bukan?

Sayangku..
Kau lupa.
Laut ku belum habis kau telusuri
Atau.....sudah?



Tami,
Batam - 07012017